kajian agama dan resolusi konflik # Ngelak jangkaran temon kulon progo daerah istimewa yogjakart 55654 # Muqoffa mahyuddin Sag. MHum no hp : 08562884138 # 0812-3238-8096 # pin bb: 522E38B1 # 52171F72
Minggu, Februari 15, 2015
Assalamualaikum... Sore tweeps... Jangan lupa pagi ini nyimak #KajianHikam Bab IV ya... :)
1) Assalamualaikum tweeps... Mari kita lanjut #NgajiHikam ke BAB-4 ya... sekarang tanggal 25 robiulakhir 1436 hijriah 25 februari 2015 ...Tetap semangat ya tweeps...
2) “Istirahatkan jiwamu dari pengaturan. Karena apa yg tlh ditunaikan oleh Selainmu, tak perlu ditunaikan olehmu.” #NgajiHikam
3) Sebagian orang memandang hikmah keempat ini sebagai perlawanan bagi hikmah terdahulu (hikmah kedua): >> #NgajiHikam
4) >> yaitu “Kehendakmu utk tajrid tatkala Allah menempatkanmu pd status asbab, adalah syahwat yg tersembunyi.” #NgajiHikam
5) Sebab, hikmah kedua di atas jelas menyeru utk berbuat, berusaha, fungsikan sebab2 & perantara yg disediakan Allah. #NgajiHikam
6) Tapi pada hikmah 4 ini, Ibnu Atha’illah mewarning kita utk mengistirahkan hati & jiwa dari jerih payah usaha. #NgajiHikam
7) Ibnu Atha’illah menasihati agar tdk perlu bersusah diri dlm berusaha, sdg Allah tlh membuat ia beristirahat darinya. #NgajiHikam
8) Sebetulnya, tidak ada pertentangan pada dua hikmah di atas. Bahkan antara keduanya ada keserasian & keterpaduan. #NgajiHikam
9) Ada perbedaan mendasar antara berusaha melalui sebab2 & perantara, dan pengaturan dlm hati terkait sebab2 & perantara itu. #NgajiHikam
10) Berusaha melalui sebab2 adlh aktifitas badani; spt pergi ke pasar utk berdagang, pergi ke universitas utk belajar, dll. #NgajiHikam
11) Adapun “mengatur” adalah aktifitas pikiran dan ketetapan akal. #NgajiHikam
12) Artinya seseorang mereka-reka dlm hatinya, bahwa dgn usaha yang ia lakukan melalui segenap sebab dan perantara itu >> #NgajiHikam
13) >> ia akan menghasilkan laba dan kesuksesan. Rekaan-rekaan dari hasil akhir ini ia tanamkan di dalam hatinya. #NgajiHikam
14) Perhatikanlah, di sini Ibnu Atha’illah menggunakan ungkapan “arih nafsaka” (istirahatkan hatimu). #NgajiHikam
15) beliau tidak menggunakan ungkapan “arih jismaka” (istirahatkan tubuhmu), atau “ab‘id jismaka” (hindarkan tubuhm). #NgajiHikam
16) Jadi, “bekerja” muncul dr jasmani, dan ini diperintah. Adapun “mengatur” muncul dr hati & pikiran, dan itu yg dilarang. #NgajiHikam
17) Maka, hikmah ini telah mengajarkan hal prinsip yg sangat kita butuhkan dlm mengarungi kehidupan ini. #NgajiHikam
18) Misal, kita berangkat ke pasar, lalu bekerja spt halnya org lain. Kita fungsikan segenap sebab, perantara, & peluang. #NgajiHikam
19) Lalu jika datang seseorang bertanya kepadanya: “Apa yang ada di balik semangat Anda dalam bekerja ini?” #NgajiHikam
20) Maka ia menjawab: “adalah kewajiban yg diembankan oleh Allah pdku. Aku memenuhi kewajiban itu sbgmn mestinya. >> #NgajiHikam
21) >> “Lalu mengenai apa yg akan diperbuat Allah selepas tertunaikannya kewajiban itu, tentu itu kembali pada qadha’ Allah >> #NgajiHikam
22) Inilah konsep bekerja dan berkeyakinan Islami yang dituturkan Ibnu Atha’illah, yaitu >> #NgajiHikam
23) >> bekerja melalui sebab2 & perantara yg telah ada sesuai aturan syariat, setelah itu menyerahkan sepenuhnya kepada Allah. #NgajiHikam
24) Karena memang kita hanya diminta berusaha, sebab sebatas itulah kapasitas dan kemampuan kita. #NgajiHikam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar